MEMBENTUK KEPRIBADIAN DENGAN CARA MELAKUKAN PERUBAHAN POLA PIKIR DAN BUDAYA KERJA

DSC 4226PALU – Pendidikan dan Pelatihan kesamaptaan sudah memasuki minggu ke -2. materi demi materi sudah diterima oleh peserta Pendidikan dan Pelatihan kesamaptaan. Pembinaan fisik, mental, sikap dan perilaku, Loyalitas maupun kedisiplinan yang diberikan oleh instruktur dari Brimobda Sulawesi Tengah sudah menjadi makanan sehari-hari. Dan sejauh ini seluruh peserta masih dalam keadaan sehat tidak kurang suatu apa.

Hari Senin tanggal 10 September 2012 pukul 20 : 00 Wita, Bapak Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Tengah H. Sudirman D. Hury, SH.,MM.,M.Sc menyempatkan diri disela-sela kesibukan beliau untuk  hadir bertatap muka dan memberikan pembekalan atau materi kepada seluruh peserta pendidikan dan pelatihan kesamaptaan tahun 2012. Bertindak sebagai moderator adalah Ketua Panitia Diklat Kesamaptaan tahun 2012 Bapak Lasarus Sinaga, S.Sos.,M.Si.

“untuk mengatasi tantangan globalisasi diperlukan perubahan cara kerja baru yang lebih efektif dan efisien, dengan maksud agar diadakan perubahan manajemen untuk mengantisipasi pengaruh globalisasi. Budaya kerja adalah sikap mental yang selalu mencari perbaikan atau penyempurnaan apa yang telah dicapai dengan menerapkan teori-teori dan metode baru.” Tegas Kakanwil saat memberikan materi dengan judul “MEMBENTUK KEPRIBADIAN DENGAN CARA MELAKUKAN PERUBAHAN POLA PIKIR DAN BUDAYA KERJA”

DSC 4230

Kakanwil melanjutkan “mari kita tumbuhkan budaya malu dengan 7 butir malu. Lalu apakah arti dari budaya malu tersebut? Budaya artinya hal yang sering dilakukan atau kebiasaan sehari-hari. Sedangkan malu mempunyai arti merasa tidak enak hati. jadi budaya malu mempunyai arti membiasakan diri untuk mempunyai rasa malu terhadap hal-hal yang negatif. 7 butir budaya malu tersebut adalah : Butir pertama, Malu karena datang terlambat dan pulang cepat, Butir kedua, Malu karena melihat rekan sibuk beraktifitas. Butir ketiga, Malu karena melanggar peraturan. Butir kekempat, Malu untuk berbuat salah. Butir kelima, Malu karena bekerja tidak berprestasi. Butir keenam, Malu karena tugas tidak terlaksana atau selesai tepat waktu. Butir ketujuh, Malu karena tidak berperan aktif dalam mewujudkan kebersihan lingkungan kantor.

“Demikianlah budaya malu yang harus kita teladanisejak dini. Karena menumbuhkan budaya malu sangatlah penting dalam membantu percepatan Reformasi Birokrasi  pemerintahan yang baik, agar kita tidak terbiasa dengan sikap ‘malu-maluin’. Dalam arti menumbuhkan budaya malu disini. Ialah dapat menunbuhkan rasa kedisplinan diri. Maka hal ini sangatlah baik kita terapkan sejak dini, dengan kedispilinan diri yang tinggi kelak kita akan menjadi orang yang sukses.” Ucap Kakanwil diakhir materinya.

Sebagai penutup, peserta Diklat diberikan kesempatan untuk berdiskusi dan bertatap muka dengan Bapak Kakanwil yang diakhiri dengan ucapan selamat dari Bapak Kakanwil kepada seluruh peserta Diklat. (humas)

DSC 4234

DSC 4240

DSC 4249


Cetak   E-mail